Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 22 November 2021

HOBBY PENULIS

 Berbicara tentang hobby, aku memiliki hobby yang berbeda disetiap masa. Pada saat masa kecil, aku mempunyai hobby bermain kelereng. Tetapi saat beranjak remaja menuju dewasa, hobbyku berubah. Hobbyku sekarang yaitu jalan-jalan. Tujuanku pergi jalan-jalan sebenarnya hanya untuk melupakan sejenak tentang permasalahan yang terjadi di hidupku. Bukankah setiap orang memiliki masalah? Begitupun aku, apalagi semenjak kuliah dan jauh dari orang tua.


Aku biasanya pergi ke tempat-tempat yang dekat dengan alam, karena dengan itu aku merasa lebih baik. Aku pergi jalan-jalan ketika aku punya waktu luang, itupun jarang. Aku pergi jalan-jalan ketika aku benar-benar merasa butuh hiburan dan ketenangan dari alam sekitarku. 




Aku rasa cukup untuk sedikit menceritakan tentang hobbyku. Jangan lupa untuk memberi sedikit waktu untuk dirimu sendiri yaa walaupun hanya pergi mencari angin hehe. 


PENCEGAHAN STUNTING

Stunting atau pendek adalah status gizi yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan (pendek) berdasarkan parameter atropetri tinggi badan yaitu Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U).Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.



Menurut BAPPENAS (2013), stunting pada anak disebabkan oleh banyak faktor, yang terdiri dari faktor langsung maupun tidak langsung. Adapun faktor-faktor penyebab stunting adalah sebagai berikut:

a. Asupan gizi balita 
Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita. Masa kritis ini merupakan masa saat balita akan mengalami tumbuh kembang dan tumbuh kejar. Balita yang mengalami kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki dengan asupan yang baik sehingga dapat melakukan tumbuh kejar sesuai dengan perkembangannya.

b. Penyakit infeksi 
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab langsung stunting. Anak balita dengan kurang gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sering diderita balita seperti cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare dan infeksi lainnya sangat erat hubungannya dengan status mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku sehat.

c. Faktor ibu 
Faktor ibu dapat dikarenakan nutrisi yang buruk selama prekonsepsi, kehamilan, dan laktasi. Selain itu juga dipengaruhi perawakan ibu seperti usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, pendek, infeksi, kehamilan muda, kesehatan jiwa, BBLR, IUGR dan persalinan prematur, jarak persalinan yang dekat, dan hipertensi.

d. Faktor Genetik 
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

e. Pemberian ASI Eksklusif 
Masalah-masalah terkait praktik pemberian ASI meliputi Delayed Initiation, tidak menerapkan ASI eksklusif dan penghentian dini konsumsi ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan. Menyusui yang berkelanjutan selama dua tahun memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan nutrisi penting pada bayi.

f. Ketersediaan pangan 
Ketersediaan pangan yang kurang dapat berakibat pada kurangnya pemenuhan asupan nutrisi dalam keluarga itu sendiri. Rata-rata asupan kalori dan protein anak balita di Indonesia masih di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dapat mengakibatkan balita perempuan dan balita laki-laki Indonesia mempunyai rata-rata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3 cm lebih pendek dari pada standar rujukan WHO.

g. Faktor sosial ekonomi 
Status ekonomi yang rendah dianggap memiliki dampak yang signifikan terhadap kemungkinan anak menjadi kurus dan pendek. Status ekonomi keluarga yang rendah akan mempengaruhi pemilihan makanan yang dikonsumsinya sehingga biasanya menjadi kurang bervariasi dan sedikit jumlahnya terutama pada bahan pangan yang berfungsi untuk pertumbuhan anak seperti sumber protein, vitamin, dan mineral, sehingga meningkatkan risiko kurang gizi.

h. Tingkat Pendidikan 
Pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi pola asuh dan perawatan anak. Selain itu juga berpengaruh dalam pemilihan dan cara penyajian makanan yang akan dikonsumsi oleh anaknya. Penyediaan bahan dan menu makan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik. Ibu dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit menyerap informasi gizi sehingga anak dapat berisiko mengalami stunting.

i. Pengetahuan gizi ibu 
Pengetahuan gizi yang rendah dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang baik pada keluarga maupun masyarakat sadar gizi artinya tidak hanya mengetahui gizi tetapi harus mengerti dan mau berbuat. Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentang kebutuhan akan zat-zat gizi berpengaruh terhadap jumlah dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap konsumsi pangan dan status gizi. Ibu yang cukup pengetahuan gizinya akan memperhatikan kebutuhan gizi anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

j. Faktor lingkungan 
Lingkungan rumah, dapat dikarenakan oleh stimulasi dan aktivitas yang tidak adekuat, penerapan asuhan yang buruk, ketidakamanan pangan, alokasi pangan yang tidak tepat, rendahnya edukasi pengasuh. Anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas air dan sanitasi yang baik berisiko mengalami stunting


PENCEGAHAN STUNTING
Menurut Millennium Challenge Account (2014), stunting dapat dicegah dengan menggunakan beberapa upaya, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil. Ibu hamil perlu mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi), dan terpantau kesehatannya.
  • ASI ekslusif sampai dengan usia 6 bulan dan setelah usia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
  • Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya strategis untuk mendeteksi terjadinya gangguan pertumbuhan.
  • Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan akan memicu gangguan saluran pencernaan yang membuat energi untuk pertumbuhan akan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi. Semakin lama menderita infeksi maka resiko stunting akan semakin meningkat.



KEGIATAN PELAYANAN PUSKESMAS UNTUK MENCEGAH STUNTING

Salah satu kegiatan pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Candilama untuk mencegah stunting yaitu memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada ibu hamil yang kekurangan berat badan dibawah normal. PMT sebagai pengganti salah satu dari makan pagi siang, malam yang (subsituation). Dengan demikian makanan yang diberikan dapat berbentuk susunan hidangan lengkap dalam jumlah yang cukup besar. 





PROFIL PENULIS

 Halooo, perkenalkan namaku Luthfah Izza Barliana. Teman-teman biasa memanggilku "Lulu", memang tidak ada nama itu di nama lengkapku, untuk mempersingkat panggilan saja hehe. 




Aku masih menjadi mahasiswa di salah satu politeknik kesehatan ternama di Indonesia yaitu Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Aku mengambil Jurusan Kesehatan Gigi dengan Program Studi Sarjana Terapan Terapi Gigi dan Mulut dan sekarang aku sudah semester 7, doakan aku lulus tahun depan yaa hihi😅



Tujuanku menulis blog ini yaitu untuk mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut agar derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat meningkat. Dengan blog ini aku bisa berbagi sedikit ilmu dan pengetahuanku untuk orang lain.  

Oiyaa, ini kedua kalinya aku menulis blog. Jika banyak kekurangan di blog ini, mohon dimaafkan ya karena aku masih belajar soal ini. Dan terimakasih banyak sudah membaca blog ini, sampai jumpa di blog selanjutnya yaa!!💛💛💛

*jangan lupa tinggalkan kritik dan saran di komentar hehe byeee



Salam Sehat!


Luthfah Izza

CARA MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

 



Haloo teman-teman semua, selamat datang di Oral Health Blog. 

Kesadaran menjaga kebersihan gigi dan mulut sangatlah perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling tepat. Beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut dapat terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut. 

Kesehatan gigi dan mulut seharusnya selalu dijaga, keduanya memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. jika kesehatan gigi dan mulut tidak dijaga, resiko terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya akan meningkat.

Lalu bagaimana cara yang dapat dilakukan sendiri dan cukup efektif dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut?

 

1.     Menyikat Gigi

          Menyikat gigi adalah cara yang paling umum dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Agar lebih efektif dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut Anda perlu perhatikan hal-hal berikut :

 

a.      Sikat Gigi

     Pemilihan sikat gigi harus diperhatikan karena pemilihan sikat gigi yang salah dapat melukai gusi.

-         Tangkai sikat enak dipegang/stabail, cukup lebar dan cukup tebal namun ringan sehingga mudah digunakan.

-         Tekstur bulu sikat lembut tetapi cukup kuat, ukuran bulu sikat jangan terlalu lebar sesuaikan dengan penggunaannya, ujung bulu-bulu sikat membulat

-         Mudah dibersihkan dan cepat kering

-         Awet dan tidak mahal

 



 

b.     Teknik Menyikat Gigi

-         Letakkan posisi sikat gigi 45 derajat terhadap gusi

-         Gerakan sikat gigi dari atas ke bawah untuk gigi atas (seperti mencungkil)

-         Gerakan sikat gigi dari bawah ke atas untuk gigi bawah

-         Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam dan luar gigi dengan cara tersebut

-         Sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan




c.      Pasta Gigi

-         Pilihlah pasta gigi yang mengandung fluoride

-         Rasanya dapat diterima

-         Aman

-         Harganya murah

 

d.     Waktu Menyikat Gigi

    Menyikat gigi perlu dilakukan minimal 2 kali dalam sehari, setiap pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Banyak sebagian orang yang masih salah dalam waktu menyikat gigi, seperti menyikat gigi pada waktu mandi pagi dan sore saja.

 

2.     Berkumur Dengan Antiseptic (Oral Rinse)  

          Kandungan yang ada pada antiseptic terdapat bahan aktif yang sering digunakan dan di jual bebas dan umumnya berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat. Tetapi perlu diperhatikan waktu dalam berkumur, jika obat kumur terlalu sering digunakan akan menyebabkan flora normal mulut akan mati dan merangsang pertumbuhan candida serta membuat rongga mulut terasa kering.

 



3.     Dental Floss (Benang Gigi)

          Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau dengan sikat gigi. Teknik penggunaan dental floss harus dimengerti dengan tepat, karena jika tidak dapat melukai gusi dan menyebabkan radang.

 



          Setelah melakukan upaya-upaya menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan benar, kita beranggapan bahwa periksa gigi ke dokter gigi tidaklah penting. Padahal periksa gigi ke dokter gigi secara rutin dan teratur diperlukan sebagai salah satu upaya preventif karena terkadang kita sendiri sering sekali luput mengamati perubahan pada gigi dan gusi. Periksa gigi ke dokter gigi dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali secara rutin dan teratur.